Kamis, 31 Mei 2012
Rabu, 30 Mei 2012
polarisasi fisika
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Polarisasi adalah
proses dimana getaran-getaran suatu gerak gelombang dibatasi menurut pola
tertentu. Atau Polarisasi adalah peristiwa perubahan arah getar
gelombang cahaya yang acak menjadi satu arah getar.
Polarisasi gelombang menunjukkan arah medan listrik pada suatu titik
yang dilewati oleh gelombang tersebut. Jenis polarisasi antena dapat
dikategorikan berdasarkan polanya pada bidang yang tegak lurus atau normal dengan sumbu propagasi.
¨
Gelombang yang dapat mengalami
polarisasi hanyalah gelombang tranversal yang mempunyai arah getaran tegak
lurus dengan arah perambatannya
¨ Terpolarisasi atau terkutub artinya
memiliki satu arah getar tertentu saja, seperti pada gambar berikut :
Gambar a.1
Simbol Cahaya alami, yang bukan sinar terpolarisasi
adalah gambar sbb:
Gambar a.2
Atau
gambar a.3
B.rumusan masalah
a) Apa yang dimaksud polarisasi ?
b) Penyebab polarisasi cahaya ?
c) Apa yang dimaksud polarimeter ?
d)
Contoh soal !
BAB II
PEMBAHASAN
A.pengertian polarisasi
Polarisasi adalah peristiwa
penyerapan arah bidang getar dari gelombang. Gejala polarisasi hanya dapat
dialami oleh gelombang transversal saja, sedangkan gelombang longitudinal tidak
mengalami gejala polarisasi. Fakta bahwa cahaya dapat mengalami polarisasi
menunjukkan bahwa cahaya merupakan gelombang transversal.Pada umumnya,
gelombang cahaya mempunyai banyak arah getar. Suatu gelombang yang
mempunyai banyak arah getar disebut gelombang tak terpolarisasi, sedangkan
gelombang yang memilki satu arah getar disebut gelombang terpolarisasi.
Gejala polarisasi dapat digambarkan
dengan gelombang yang terjadi pada tali yang dilewatkan pada celah. Apabila
tali digetarkan searah dengan celah maka gelombang pada tali dapat melewati
celah tersebut. Sebaliknya jika tali digetarkan dengan arah tegak lurus celah
maka gelombang pada tali tidak bisa melewati celah tersebut.
Sinar alami
seperti sinar Matahari pada umumnya adalah sinar yang tak terpolarisasi. Cahaya
dapat mengalami polarisasi dengan berbagai cara, antara lain karena peristiwa
pemantulan, pembiasan, bias kembar, absorbsi selektif, dan hamburan.
Polarisasi
cahaya atau
polarisasi optik adalah salah satu sifat cahaya yang bergerak secara oscillasi
dan menuju arah tertentu. Karena cahaya termasuk gelombang elektromagnetik, maka cahaya ini mempunyai medan listrik, E dan juga
medan magnet, H yang
keduanya saling beroscilasi dan saling tegak lurus satu sama lain, serta tegak
lurus terhadap arah rambatan (lihat gambar).
Cahaya juga dikategorikan sebagai gelombang transversal; yang
berarti bahwa cahaya merambat tegak lurus terhadap arah oscilasinya. Adapun
syaratnya adalah bahwa gelombang tersebut mempunyai arah oscilasi tegak lurus
terhadap bidang rambatannya. Gelombang bunyi, berbeda dengan gelombang cahaya,
tidak dapat terpolarisasi sehingga dia bukan gelombang transversal.Suatu cahaya
dikatakan terpolarisasi apabila cahaya itu bergerak merambat ke arah tertentu.
Arah polarisasi gelombang ini dicirikan oleh arah vektor bidang medan listrik
gelombang tersebut serta arah vektor bidang medan magnetnya.
Beberapa
macam / jenis polarisasi: polarisasi linear, polarisasi melingkar, polarisasi
ellips. Gelombang dengan polarisasi melingkar dan polarisasi elips dapat
diuraikan menjadi 2 gelombang dengan polarisasi tegak lurus. Polarisasi linear
terjadi ketika cahaya merambat hanya dengan satu arah yang tegak lurus terhadap
arah rambatan atau bidang medan listriknya.
Jenis polarisasi melingkar dari gelombang cahaya,
dengan medan E (hijau) dan medan H (merah), dan arah rambatan ke atas
B.PENYEBAB TERJADINYA POLARISASI
1. Polarisasi karena Pemantulan
Cahaya yang datang ke cermin dengan
sudut datang sebesar 57o, maka sinar yang terpantul akan merupakan
cahaya yang terpolarisasi. Cahaya yang berasal dari cermin I adalah cahaya
terpolarisasi akan dipantulkan ke cermin.
Apabila cermin II diputar sehingga
arah bidang getar antara cermin I dan cermin II saling tegak lurus, maka tidak
akan ada cahaya yang dipantulkan oleh cermin II. Peristiwa ini menunjukkan
terjadinya peristiwa polarisasi. Cermin I disebut polarisator, sedangkan cermin
II disebut analisator. Polarisator akan menyebabkan sinar yang tak
terpolarisasi menjadi sinar yang terpolarisasi, sedangkan analisator akan
menganalisis sinar tersebut merupakan sinar terpolarisasi atau tidak.
2. Polarisasi karena Pemantulan dan Pembiasan
Berdasarkan hasil eksperimen yang
dilakukan para ilmuwan Fisika menunjukkan bahwa polarisasi karena pemantulan
dan pembiasan dapat terjadi apabila cahaya yang dipantulkan dengan cahaya yang
dibiaskan saling tegak lurus atau membentuk sudut 90o.
Di mana cahaya yang dipantulkan merupakan cahaya yang
terpolarisasi sempurna, sedangkan sinar bias merupakan sinar terpolarisasi
sebagian. Sudut datang sinar yang dapat menimbulkan cahaya yang
dipantulkan dengan cahaya yang dibiaskan merupakan sinar yang terpolarisasi.
Sudut datang seperti ini dinamakan
sudut polarisasi (ip) atau sudut Brewster. Pada saat sinar pantul dan sinar
bias saling tegak lurus (membentuk sudut 90o) akan berlaku ketentuan bahwa :
i+ r = 90 o atau r = 90o- i
3. Polarisasi karena Bias Kembar (Pembiasan
Ganda)
Polarisasi karena bias kembar dapat
terjadi apabila cahaya melewati suatu bahan yang mempunyai indeks bias ganda
atau lebih dari satu, misalnya pada kristal kalsit. Cahaya yang
lurus disebut cahaya biasa, yang memenuhi hukum Snellius dan cahaya ini tidak
terpolarisasi. Sedangkan cahaya yang dibelokkan disebut cahaya istimewa karena
tidak memenuhi hukum Snellius dan cahaya ini adalah cahaya yang
terpolarisasi.
4. Polarisasi karena Absorbsi
Selektif
Polaroid adalah suatu bahan yang dapat menyerap arah bidang getar gelombang
cahaya dan hanya melewatkan salah satu bidang getar. Seberkas sinar yang telah
melewati polaroid hanya akan memiliki satu bidang getar saja sehingga sinar
yang telah melewati polaroid adalah sinar yang terpolarisasi. Peristiwa
polarisasi ini disebut polarisasi karena absorbsi selektif. Polaroid banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain untuk pelindung pada
kacamata dari sinar matahari (kacamata sun glasses) dan polaroid untuk
kamera.
5. Polarisasi karena Hamburan
Polarisasi
cahaya karena peristiwa hamburan dapat terjadi pada peristiwa terhamburnya
cahaya matahari oleh partikel-partikel debu di atmosfer yang menyelubungi Bumi.
Cahaya matahari yang terhambur oleh partikel debu dapat terpolarisasi. Itulah
sebabnya pada hari yang cerah langit kelihatan berwarna biru. Hal itu
disebabkan oleh warna cahaya biru dihamburkan paling efektif dibandingkan
dengan cahaya-cahaya warna yang lainnya.
6. Pemutaran Bidang Polarisasi
Seberkas
cahaya tak terpolarisasi melewati sebuah polarisator sehingga cahaya yang
diteruskan terpolarisasi. Cahaya terpolarisasi melewati zat optik aktif,
misalnya larutan gula pasir, maka arah polarisasinya dapat berputar.
C.POLARIMETER
Polarimeter
ialah alat untuk mengukur besarnya pemutaran ( rotasi ) bidang polarisasi
larutan zat optik aktif. Beberapa senyawa organik seperti alkaloid, antibiotik,
gula dan komponen minyak atsiri mempunyai sifat memutar bidang polarisasi sinar
terpolarisasi yang melewati. Senyawa yang memutar bidang polarisasi ke arah
kanan (searah dengan jarum jam ) dinamakan pemutar
kanan, yang memutar ke kiri disebut pemuatr
kiri. Biasanya di depan nama senyawa tersebut diberi tanda + atau d (dextrorotatory) untuk pemutar kanan, dan – atau l (levorotatory) untuk pemutar kiri.
Suatu senyawa dapat sekaligus menjadi pemutar kanan dan kiri, dinamakan zat rasemik.
Pemutaran bidang
polarisasi oleh zat optik aktif, besar arahnya dipengaruhi oleh beberapa faktor
yakni :
a.
Jenis zatnya
b.
Tebal larutan atau
panjang lintasan sinar dalam larutan
c.
Kadar zat
dalam larutan
d.
Suhu larutan
e.
Panjan gelombang sinar yang digunakan
Polarisator mengubah
sinar monokhromatik yang dipancarkan oleh lampu natrium dari sinar biasa
menjadi sinar terpolariser. Pemutaran atau rotasi bidang polarisasi oleh
larutan zat optik aktif dinamakan rotasi
optik. Rotasi optik yang spesifik ialah bila tebal / panjang tabung 1 dm
dan kadar zat dalam larutan 1 g salam setiap 1 ml larutan ( 100 g dalam setiap
100 ml larutan ) dinamakan rotasi jenis. Hubungan
antara rotasi jenis ( simbol [a]
) dan rotasi optik ( simbol a ) dapat
dinyatakan sebagai rumus sebagai berikut :
= ¾¾¾® [a] =
Dimana : L = panjang
tabung (dalam dm) dan
C = kadar zat
zat dalam larutan (dalam g/100 ml )
Rumus diatas dapat pula
dinyatakan dengan mengganti kadar c dengan d x p, dimana d adalah kerapatan
(massa jenis ) larutan dengan satuan g/ml, p menyatakan kadar zat ( satuan g )
dalam setiap 100 g larutan.
Rumus menjadi :
[
a ] =
|
D. CONTOH SOAL
1.
Hiosiamin sebanyak 5 g dilarutkan ke dalam kholoroform sehingga terbentuk
larutan bervolum 50 ml. Dengan panjang tabung 2 dm, ternyata rotasi optiknya
-5,04o. Hitunglah rotasi jenisnya.
Jawab :
C = 5 g
/ 50 ml = 10 g / 100 ml
= = =
-25,20o
2.
berapa
gram hiosiamin dalam 20 ml larutan seperti pada contoh 1, jika tebal
larutan 15 cm dan rotasi optiknya -7o, bila menggunakan sinar yang
sama yakni sinar Na ?
Jawab :
L = 1,5 dm
¾¾® c
= =
C
= =
3,7 g/20 ml ¾¾® massa hiosiamin = 3,7 g
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Polarisasi
cahaya atau polarisasi optik adalah salah satu sifat cahaya yang bergerak
secara osilasi dan menuju arah tertentu. Cahaya termasuk gelombang
elektromagnetik, maka cahaya itu mempunyai energi listrik dan energi magnetik
yang saling berosilasi dan saling tegak lurus satu sama lain.Suatu cahaya
dikatakan terpolarisasi apabila cahaya itu bergerak merambat ke arah tertentu.
Arah polarisasi gelombang itu dicirikan oleh arah vektor bidang magnetnya.
Beberapa
macam / jenis polarisasi: polarisasi linear, polarisasi melingkar, polarisasi
ellips. Gelombang dengan polarisasi melingkar dan polarisasi ellips dapat
diuraikan menjadi 2 gelombang dengan polarisasi tegak lurus. Polarisasi linear
terjadi ketika cahaya merambat hanya dengan satu arah yang tegak lurus terhadap
arah rambatan atau bidang medan listriknya.
B.SARAN
Dengan adanya
makalah ini kami mengharap siswa-siswa yang lain lebih mengetahui lagi tentang polarisasi.apa yang melatar belakangi
terjadinya polarisasi serta contoh soal tentang polarisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Polarisasi Cahaya «
hendragalus.htm
hendragalus.files.wordpress.com
Just another
Blog.com weblog
Langganan:
Postingan (Atom)